Rabu, 07 Maret 2012

Makalah "LITERASI INFORMASI" dalam Mata Kuliah Ilmu Perpustakaan


Disusun Oleh:Nurholis Wz.
 
Literasi Informasi
Pendahuluan
            Dewasa ini berbagai lembaga pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi ada yang mulai, sedang, dan telah membangun program literasi informasi. Literasi informasi yang merupakan terjemahan dari  information literacy dalam pengertian ringkas diartikan sebagai keberaksaraan informasi atau kemelekan informasi. Penguasaan literasi informasi dipandang sangat penting dalam proses pembelajaran sehingga menjadi bagian dari program pendidikan. Dalam lingkup yang lebih luas, bahwa program literasi informasi sebenarnya adalah program pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang informasi. 
            Literasi informasi berhubungan erat dengan tugas pokok pelayanan perpustakaan. Dalam perkembangannya, para pustakawan terutama pustakawan pada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, umumnya memandang keterampilan yang hendak dikembangkan dalam program literasi informasi adalah berupa keterampilan yang tidak mengundang permasalahan (non-problematis). Artinya, bahwa kemampuan seseorang  untuk mencari dan menemukan informasi adalah berupa serangkaian keterampilan yang dipindahkan dari pustakawan kepada pengguna untuk tujuan memudahkan pelayanan dan agar tidak merepotkan pustakawan. Selanjutnya, setelah seorang siswa atau mahasiswa memperoleh keterampilan itu, ia diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta pada gilirannya menambah motivasi untuk  belajar. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, program-program pelatihan literasi informasi diperluas menjadi pelatihan tentang dunia teks pada umumnya yaitu bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk mencari dan menemukan dokumen dari perpustakaan, selanjutnya ditambah dengan penumbuhan budaya digital agar mampu dan terbiasa melakukan akses terhadap berbagai sumber daya informasi elektronik. Akses terhadap sumberdaya informasi elektronik saat ini sudah menjadi keharusan mengingat volume informasi dalam format elektronik yang tersedia saat ini diperkirakan jauh melebihi informasi yang tersedia dalam format tercetak. Akibatnya, proses pembelajaran harus memanfaatkan informasi dalam format elektronik.[1]



  1. Definisi literasi informasi
Literasi informasi sering disebut juga dengan keberaksaraan infromasi atau kemelekan informasi. Dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi, literasi infromasi sering dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar informasi yang tersedia.
Pengertian literasi informasi yang sering dikutip adalah penegrtian literasi informasi dari American Library Association (ALA) :
information literacy is a set of abilities requiring individuals to “recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”.
Artinya, literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi seara efektif dan etis. (dalam Naibaho, 2007: 7-8)[2]
Definisi tentang literasi informasi sangat banyak dan terus berkembang sesuai kondisi waktu dan perkembangaan lapangan. Dalam rumusan yang sederhana literasi informasi adalah kemampuan mencari, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. Hakekat dari literasi informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisis, dan memanfaatkan informasi (Bundy, 2001). Mencari informasi dapat dilakukan ke perpustakaan, toko buku, pusat-pusat informasi, di Internet dan sebagainya. Menelusur adalah upaya untuk menemukan kembali informasi yang yang telah disimpan.[3]
  1. Manfaat Literasi informasi
    1. Membantu kita mengambil keputusan.
Dalam kehidupan manusia pasti mempunyai masalah. Manusia memerlukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam segenap sisi kehidupan manusia mempunyai pilihan yang harus diambil. Pilihan-pilihan yang dihadapi manusia memerlukan keputusan. Untuk sukses mengambil keputusan, kita perlu memiliki informasi yang cukup. Proses yang harus kita lalui dalam mengambil suatu keputusan adalah : 1) perumusan masalah, 2) pengumpulan informasi dan 3) penggunaan informasi.
    1. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan
Di abad ke 21 ini, manusia menyaksikan sebuah fase peradaban baru yang disebut sebagai era ekonomi pengetahuan. Di era seperti ini, pengetahuan menjadi asset bagi individu, organisasi dan perusahaan jika mereka ingin tetap “survive”.
Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan kemampuan Anda menjadi manusia pembelajar. Semakin Anda terampil dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi, semakin terbukalah kesempatan Anda untuk selalu melakukan pembelajaran.
    1. Menciptakan pengetahuan baru
Sehubungan dengan majunya Teknologi, keanekaragaman kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap informasi yang dapat diperoleh secara cepat, tepat dan akurat.[4] kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuan bangsa itu dalam tiga hal yaitu, penciptaan pengetahuan, distribusi pengetahuan dan pengembangan infrastruktur tekhnologi yang memudahkan penyebaran pengetahuan.
Perkembangan tekhnologi internet meniscayakan sebuah fenomena yang disebut dengan ’superhighway information’. Batas batas geografi menjadi tidak ada lagi. Informasi dan pengetahuan bergerak dengan sangat cepat melalui internet. Ketrampilan literasi informasi akan memungkinkan seseorang untuk mendapatkan informasi dengan cara yang cepat pula. Seseorang yang mempunyai kemampuan literasi yang tinggi dicirikan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan gagasannya dengan baik. Ia juga dapat berpikir secara kritis dan analistis. Ia dapat membangun argumentasinya secara logis dengan didukung fakta, bukti dan informasi yang diperlukan. Seseorang yang memiliki literasi informasi dapat memilah mana informasi yang benar dan mana yang salah, sehingga ia tidak mudah untuk terprofokasi oleh informasi tertentu.[5]

  1. Contoh-contoh model literasi informasi
    1. The big6
Para pakar mengembangkan banyak model literasi informasi. Salah satu model literasi informasi dikembangkan oleh dua pakar bernama Robert E. Berkowitz pada tahun 1987. Dan Michael B. Eisenberg. Berkowitz dan Eisenberg (1987) menamakan model ini dengan the big 6 yang terdiri dari 6 ketrampilan. Tiap-tiap ketrampilan mempunyai beberapa langkah. 6 ketrampilan literasi informasi the Big6 dan langkah-langkahnya dapat dilihat dalam bagan 1 di bawah ini:
1. Merumuskan masalah. Langkah-langkahnya:
  • Merumuskan masalah.
  • Mengidentifikasikan informasi yang dibutuhkan.
Setelah mendapat tugas seperti disebut di atas, maka langkah pertama adalah memahami masalah tugas secara keseluruhan dengan cara:
(a)  Brainstorming dengan kelompok untuk memastikan bentuk, isi, kebutuhan untuk menyelesaikan tugas. Cara ini digunakan untuk menggali, mempertajam, dan mengembangkan gagasan dan penemuan masalah.  Brainstorming dapat dilakukan melalui visualisasi pemikiran kita dan mengajukan pertanyaan. Gunakan pertanyaan 5W1H (what, when, who, why, where, dan how) untuk memperjelas area topik tugas dan memperjelas tugas
(b)  Clustering dapat digunakan untuk membuat hubungan dari bagian-bagian topik sehingga tampak relasinya dengan menggunakan bagan dan garis, atau menggunakan gambar sketsa.
(c)  Freewriting adalah menulis bebas tentang apa saja yang berkaitan dengan topik atau tugas. Gunakan freewriting untuk
menyatakan atau menggambarkan proyek secara tulisan.
            Hasil dari proses di atas adalah pernyataan atau penjabaran dari tugas yang menjadi rumusan masalah. Rumusan masalah diperoleh setelah diidentifikasi melalui berbagai cara.[6]  

2. Mengembangkan strategi pencarian informasi
  • Menentukan sumber.
  • Memilih sumber terbaik.
3. Lokasi dan akses
  • Mengalokasikan sumber secara fisik dan virtual.
  • Menemukan informasi di dalam sumber-sumber tersebut.
4. Memanfaatan informasi
  • Membaca, mendengar.
  • Memilih informasi yang relevan.
5. Mensintesiskan informasi
  • Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber.
  • Mempresentasikan informasi tersebut.
6. Mengevaluasi informasi
  • Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari seluruh proses yang telah dilakukan.

    1. Empowering8
Pada tahun 2004 Indian Library Association mengadakan workshop tentang literasi informasi dilanjukan oleh workshop yang kedua tahun 2005 (Bhandary, 2006). Workshop ini dihadiri oleh 10 negara yakni; Indonesia, India, Bangladesh, Maldiva, Malaysia, Nepal, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Vietnam dan Thailand. Hasil dari kedua seminar ini menghasilkan sebuah konsep yang disebut ‘empowering8′.[7]
Konsep empowering8 mengembangkan ketrampilan belajar (learning skill) dengan menggunakan sumber-sumber belajar (learning resources). Model literasi informasi empowering8 terdiri dari 8 ketrampilan literasi yang harus dikuasai, yakni;
Model literasi empowering 8 menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang berupa resource-based learning yaitu suatu kemampuan untuk belajar berdasarkan sumber datanya. Model literasi ini dihasilkan dari dua workshop yaitu di Kolombo tahun 2004 dan di Patiala-India tahun 2005. Menurut model ini, literasi informasi terdiri dari kemampuan untuk:
(1)  Mengindentifikasi topik/subyek, sasaran audiens, format yang relevan, jenis-jenis sumber
(2)  Mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik
(3)  Menyeleksi dan merekam informasi yang relevan dan mengumpulkan kutipan-kutipan yang sesuai
(4)  Mengorganisasi, mengevaluasi, dan menyusun informasi menurut susunan yang logis, membedakan antara fakta dan pendapat dan menggunakan alat bantu visual untuk membandingkan dan mengkontraskan informasi
(5)  Menciptakan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri, mengedit dan membuat daftar pustaka ataupun menghasilkan karya baru
(6)  Mempresentasi, menyebarkan atau menyampaikan informasi yang dihasilkan
(7)  Menilai output, berdasarkan masukan dari orang lain
(8)  Menerapkan masukan, penilaian, pengalaman yang diperoleh untuk kegiatan yang akan datang; dan menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh untuk pelbagai situasi.[8]

Perbedaan antara The big 6 dengan Empowering8
Perbedaan antara The Big6 dan Empowring 8 terletak pada kemampuan kelima yaitu sintesis di The Big6 menjadi organisasi, penciptaan dan presentasi pada Empowring 8. Selanjutnya kemampuan ke 8 yaitu penerapan tidak terdapat pada The Big6.

Penutup
kompetensi dalam rangka pembelajaran seumur hidup. Pembentukan kompetensi memerlukan ketersediaan informasi yang bermakna. Informasi akan terus mengalir, membanjir, tiada henti dan habis-habisnya, dan menawarkan berbagai macam pilihan. Kelimpahruahan informasi ini menuntut keterampilan mengelola, mencermati, dan menyaring secara efisien.
Berbeda dengan informasi dari perpustakaan, informasi dari dunia maya mempunyai ketersediaan yang melampaui batas ruang dan waktu. Informasi yang bersumber dari perpustakaan cenderung diterima sebagai informasi yang andal karena sumber informasinya dianggap dipercaya. Akan tetapi,  dari dunia maya, segala macam informasi membaur dari yang masih mentah, dalam proses diolah sampai yang sudah matang, oleh karena itu keotentikan, kesahihan (validity) dan keandalannya patut dipertanyakan. Perlu seperangkat kemampuan  atau kompetensi untuk mengelola dan memanfaatkan informasi secara efektif yaitu kemampuan literasi informasi.[9]


Referensi
Herlina.2006.Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Palembang:IAIN Raden Fatah Press

file:///F:/PerpustakaanUMYC>>iterasiInformasi.htm. Diakses pada tanggal 19 juni 2010

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desem Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008



[1] Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008
[3] Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008

[4] Herlina.2006.Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Palembang:IAIN Raden Fatah Press.hlm,170
[5] file:///F:/PerpustakaanUMYC>>iterasiInformasi.htm. Diakses pada tanggal 19 juni 2010
[6] Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008
[7] file:///F:/PerpustakaanUMYC>>iterasiInformasi.htm. Diakses pada tanggal 19 juni 2010

[8] Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008
[9] ibid

5 komentar:

  1. alhamdulillah terimakasih atas pemberian pemahamannya ttg literasi informasi.....

    BalasHapus
  2. terimakasih telah berbagi ilmu nya, sangat berguna utk jurusan ilmu perpustakaan dan informasi

    BalasHapus